Sabtu, 09 Desember 2017

My thoughts on Palestine

Tumbuh di lingkungan islam, tentu saja saya pernah atau lebih tepatnya sering mendengar mengenai Israel vs Palestine.  Jujur saya bingung, mengapa seluruh dunia tidak ada yang bisa membantu memerdekakan Palestina. Bukankah Islam itu agama dengan penganut terbesar kedua dunia? Lantas mengapa kalian tidak dapat berbuat apa-apa? Apa yang menghalangi kalian merebut kembali Yarusalem? Apa karena teknologi yang tertinggal? Kekurangan uang? Bukankah kalian umat muslim punya Tuhan? Mengapa tak kalian meminta bantuan-Nya? Tetapi berdo'a saja tak cukup bukan, kalian juga harus berusaha.

Saya yang tidak ingin ditempeli label apapun, hanya dapat berharap yang terbaik bagi semua orang. Ya, semua. Entah itu muslim atau bukan, saya harap kalian dan mereka mendapat kebahagiaan yang kalian inginkan. Saya tidak memiliki uang atau tenaga yang dapat atau ingin saya sumbangkan. Miris juga melihat diri saya melakukan hal yang benar-benar saya tidak suka. 

Kata-kata dari balik komputer tidak akan berpengaruh banyak. Hanya dengan mengetik "Saya berdo'a bagi Palestin" orang-orang mengira telah berbuat kebaikan, dan melangsungkan kehidupannya seolah tak terjadi apa-apa. Saya benci menjadi orang seperti itu, tapi itulah yang sedang saya lakukan. Munafik kan? Ya, Saya bertanya pada diri saya, apa memang saya peduli pada mereka? toh saya tidak terpengaruhi dengan siapapun yang menguasai yarusalem. Mengapa harus ambil pusing? Bukankah bagus kalau kiamat sudah dekat? Kita tidak harus lagi sakit-sakitan tinggal di dunia. Jika semua orang mati, tidak ada yang harus disakitu atau dapat menyakiti, Kita semua akan mendapat apa yang kita tanam. Jadi berbahagialah.

Walaupun pada akhirnya kata-kata hanya semata kata-kata, mengetahui pendapatku didengar seseorang adalah perasaan yang baik

Jumat, 12 Mei 2017

a thank you

Tanggal 12 Mei 2017 album Paramore ke lima After Laughter" dirilis ke youtube. Mendengarkan lagu-lagu itu dan membaca liriknya membuatku melihat ke hati yang lebih dalam lagi. Aku bukan orang yang positif, aku bukan orang yang biasa berkata "semuanya akan baik-baik saja." Dan sayangnya aku menjadi orang seperti itu sudah cukup lama, mungkin sekitar SMP.

Yang lebih sedihnya lagi, ketika melihat hidupku kebelakang, sejak SD aku pernah berpikir untuk tidak melanjutkan hidup. Aku tak bisa mengingat apa alasannya untuk anak sekecil itu berpikir bahwa mungkin kematian adalah jalan yang lebih baik, tapi untukku yang berusia 20 tahun aku ingin berteriak pada anak itu bahwa masalah yang kau hadapi bukanlah masalah besar, kau akan menemukan masalah yang lebih besar ketika kau beranjak dewasa.

Kembali lagi ke Paramore, pertama kali mendengar lagu mereka adalah sekitar tahun 2013-an. Aku dikenalkan pada Paramore oleh teman sekelas, dan aku suka musik mereka. Lirik mereka adalah hal yang paling aku sukai, mungkin karena Hayley seorang perempuan juga, jadi aku lebih bisa merasakan apa yang terjadi pada hidupnya.

Pertama kali mendengar lagu Hard Times rasanya aneh, bukan musik yang biasa aku dengar, lalu beralih ke Told You So, dan aku suka lagu itu hahaha, Lagu favoritku dai album ini adalah No Friend. Menurutku ini menceritakan tentang bagaimana rasanya menjadi seorang public figure, yang banyak diidolakan oleh banyak orang, dan mereka merasa terbebani oleh pandangan orang terhadap mereka.

Aku bukan seorang public figure, tapi aku rasa semua orang merasa terbebani oleh ekspektasi dari lingkungan, kita diharuskan menjadi seorang yang sukses, seorang yang sopan, seorang yang sempurna. Dan aku sadar bahwa itulah standar sebagai seorang manusia, selalu ada batasan-batasan untuk apapun yang aku lakukan, tetapi belakangan ini aku sudah lelah. Lelah menjadi seseorang yang harus sempurna, seseorang yang tidak boleh melakukan kesalahan sedikitpun. Aku sebenarnya tidak yakin siapa sebenarnya yang membebankan standar ini, apakah lingkungan, keluarga, atau bahkan diri sendiri. Tapi kenyataannya dimana pun kita berada, selalu ada standar yang harus kita penuhi.

Jujur, belakangan ini aku merasa seperti bukan apa-apa. Aku berpikir mungkin akan lebih baik jika aku mati, mungkin semuanya akan lebih mudah. Bagian diriku berkata mungkin ini karena hatiku jauh dari Tuhan, bagian diriku yang lain berkata ini karena Tuhan menciptakan manusia dengan segala permasalahannya, bagian diriku yang lain merasa aku bodoh karena memilih menjadi manusia. Otakku terus saja berbisik-bisik sehingga membuatku tak bisa tidur, ada kalanya aku ingin menghancurkan kepalaku dengan membenturkannya ke dinding tapi tak kulakukan karena itu tak akan membuatku mati.

Pertemanan, keluarga, pendidikan, aku lelah harus memenuhi standar itu. Aku tidak ingin  lagi mencoba apapun, melihat diriku yang dulu aku bertanya-tanya apa yang ingin ia capai, tapi tak ada jawaban. Dulu aku merasa memiliki mimpi dan harapan, tapi aku tak bisa merasakannya lagi karena mimpi dan harapanku selalu dihancurkan. Aku ingat ingin menjadi guru, tetapi masuk sekolah akuntansi. Dan saat ini aku memang kuliah di jurusan pendidikan, tetapi mimpi itu sudah hancur lama sekali, hingga saat aku tinggal selangkah lagi dalam mencapai mimpiku itu, tak ada lagi perasaan yang tersisa. Aku sudah menyerah, kalau aku tak mencoba aku tak akan gagal dan jika aku tak gagal, aku tak akan menyakiti hatiku lagi.

Hidup adalah hal yang sulit, dan mungkin orang lain memiliki masalah yang lebih besar dariku. Tetapi ini bukanlah hal mudah bagiku, aku tak memiliki pegangan apapun, aku tak punya alasan untuk hidup, aku tak memiliki keinginan atau harapan apapun yang ingin aku capai. Aku ingin mati, lebih cepat lebih baik. Aku sudah lelah berlari dari apa yang harus aku capai. Aku lelah berlari dari masalah, jadi kupikir akan lebih baik untuk menghilangkan eksistensiku.

Aku harap tulisan ini adalah hanya candaan semata, tapi sayangnya tidak. Ketika ku memberikan sinyal pada orang-orang yang kupikir peduli denganku saat itulah ku berpikir mungkin tak ada salahnya jika aku mati saja toh tak ada yang peduli. Mungkin kehadiranku hanya menjadi beban saja, dan lebih baik jika aku pergi.Tapi sayangnya malaikat pencabut nyawa tak mengerti perasaan manusia, dan hanya menjalankan perintah Tuhan. Sampai kapanpun aku berteriak padanya untuk datang, dia tak akan datang sampai Tuannya memerintah.Dan aku tak punya keberanian untuk menghentikan hidupku sendiri, karena aku takut akan sakit dan wajah yang akan aku tunjukkan saat aku mati.

Kalau saja di tempatku ada danau yang dalam atau lautan, mungkin kematian akan lebih dekat denganku.

Minggu, 29 Januari 2017

gotta love emo me

here I am again
reevaluating my life again
feeling useless, and empty
mad at the world for so many reason

yeah I know my lyrics don't rhyme
but I don't care anymore
I just want to throw this idea off of my head
the idea that eating me inside

no one's gonna read this but
I'm gonna put it here anyway lol
cause I have no gut to put it somewhere else

tell me, what is the purpose of life?
why am I here? why am I a human being?
who choose it? was it me?
was it God? who did that?

why do I have to follow some rules?
why do I have brain and feelings?
because if I don't have any of them
I'm pretty sure my life would be so much better

conclusion: fuck this life what the fuck am i doing here why the fuck did i born as a human being i'm so fucking done with human race and everything that orbits around them why cant God just destroy all humans and the world would be in a fucking peace. every fucking thing would be so fucking better without human like why the fuck did You create human in the first place who the fuck thought that creating human was a good fucking idea fuck this shit why cant just someone shoot me in the head or fucking choke me to death because man i have no guts to actually kill myself no matter how much i want it lol i'm such a fucking coward. somebody please kill me already.

thank you
and sorry for this post :3

Untuk Teman

Teruntuk teman
apa kabar?
masihkah senyum dan tawa menghiasi harimu?
masihkah canda dan gurau kau ucapkan?
apakah kau bahagia saat ku tak disisimu?

Teruntuk teman
bolehkah aku bertanya
pernahkah kau memikirkan keadaanku?
walaupun itu hanya angin lalu di kepalamu
pernahkah sosok ku melintas dalam khayalmu?